Laman

Jumat, 06 April 2012

Gamelan Dari Tanah Djawa

Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.
Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan
Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda.  Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat musik yang dimainkan bersama.
Tidak ada kejelasan tentang sejarah terciptanya alat musik ini. Tetapi, gamelan diperkirakan lahir pada saat budaya luar dari Hindu – Budha  mendominasi Indonesia. Walaupun pada perkembangannya ada perbedaan dengan musik India, tetap ada beberapa ciri yang tidak hilang, salah satunya adalah cara “menyanyikan” lagunya. Penyanyi pria biasa disebut sebagai wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana.
Menurut mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka. Beliau adalah dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana yang berada di gunung Mahendra di daerah Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu).
Alat musik gamelan yang pertama kali diciptakan adalah “gong”, yang digunakan untuk memanggil para dewa. Setelah itu, untuk menyampaikan pesan khusus, Sang Hyang Guru kembali menciptakan beberapa peralatan lain seperti dua gong, sampai akhirnya terbentuklah seperangkat gamelan.
Pada jaman Majapahit, alat musik gamelan mengalami perkembangan yang sangat baik hingga mencapai bentuk seperti sekarang ini dan tersebar di beberapa daerah seperti Bali, dan Sunda (Jawa Barat).
Bukti otentik pertama tentang keberadaan gamelanditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah yang berdiri sejak abad ke-8. Pada relief-nya terlihat beberapa peralatan seperti suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, termasuk sedikit gambaran tentang elemen alat musik logam. Perkembangan selanjutnya, gamelan dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang dan tarian. Sampai akhirnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.
Gamelan yang berkembang di Jawa Tengah, sedikit berbeda dengan Gamelan Bali ataupunGamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut apabila dibandingkan denganGamelan Bali yang rancak serta Gamelan Sunda yang mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Menurut beberapa penelitian, perbedaan itu adalah akibat dari pengungkapan terhadappandangan hidup “orang jawa” pada umumnya.
Pandangan yang dimaksud adalah : sebagai orang jawa harus selalu “memelihara keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, serta keselarasan dalam berbicara dan bertindak”. Oleh sebab itu, “orang jawa” selalu menghindari ekspresi yang meledak-ledak serta selalu berusaha mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud paling nyata dalam musik gamelan adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang sangat kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu “sléndro”,  “pélog”,  ”Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan “madenda” (juga dikenal sebagai diatonis), sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
  • Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu :  1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil.
  • Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu :  1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar.
Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yang terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.
Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata “rawit” yang berarti rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian? Karena memainkan Karawitan memang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapat memahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa semua gendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya: ada Gendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan, permohonan, dan sebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada. Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan seringkali dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Dalam sebuah Karawitan biasanya terdapat minimal 15 instrumen yang berbeda. Alat-alat musik tersebut ada yang terbuat dari logam, besi, perunggu, kayu, bambu, dan kulit binatang.
Pada umumnya alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan terdiri dari:
1.    Counter-Melody, adalah alat-alat musik yangterdiri atas:
  • Gambang, adalah alat yang menyerupai instrument metallophone, tetapi  bilah-bilahnya terbuat dari kayu atau tembaga.
        
  • Suling, adalah alat musik tiup yang biasanya terbuat dari bambu. Dibedakan atas dua tipe: 1) suling dengan lima lubang (finger-holes) untuk laras Pelog; 2) suling dengan empat lubang untuk laras slendro

  • Rebab, adalah alat musik gesek yang dapat menghasilkan suara cukup keras
sumber suara dan cara membunyikan rebab :

rebab termasuk dalam kelompok alat music chordophone,yaitu alat music dengan sumber suara dawai atau senar. Sedangkan cara membunyikannya dengan cara digesak dawainya menggunakan alat penggesek khusus.

b.macam macam rebab dan cara penggunaanya

pada perangkat gamelan ageng lengkap,biasanya terdapat dua macam rebab yaitu rebab byur(polos) dan rebab pontong (plonthong).
Berdasarkan kebiasaan,rebab byur digunakan pada saatpenyajian komposisi music karawitan jawa yang berlaras pelog ,sedangkan rebab pontong digunakan pada saat penyajian komposisi music karawitan jawa yang berlaras slendro.

c.steman nada rebab

pada ricikan rebab terdapat dua dawai atau senar.untuk menyajikan komposisi music karawitan jawa yang berlaras slendro,pelog pathet nem dan pelog pathet barang,dawai ricikan rebab distem dengan nada nem(6) dan ro (2).sedangkan untuk penyajian komposisi music karawitan jawa yang berlara pelog pathet lima,dawai ricikan rebab distem dengan nada ji(1) dan ma (5)


  • Siter atau Celempung, adalah alat petik sejenis gitar tetapi memiliki senar yang lebih banyak.


2.    Drum, terdiri atas:
  • Bedug, adalah alat musik tabuh yang terbuat dari sepotong batang kayu besar yang telah dilubangi bagian tengahnya sehingga menyerupai tabung besar. Pada ujung batang yang berukuran besar ditutup dengan kulit binatang (biasanya kulit sapi, kerbau atau kambing). Bedug menimbulkan suara berat, rendah, tapi dapat didengar sampai jarak yang jauh.

·         Kendang, adalah alat musik tabuh menyerupai bedug tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Kendang biasanya dimainkan oleh pemain gamelan profesional. Kendang dapat dibagi menjadi empat berdasarkan ukuran dari yang terbesar sampai yang terkecil: Kendang Gending, Kendang Wayangan, Kendang Ciblon, dan Kendang Ketipung

Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek. Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.
sumber suara dan cara membunyikan kendhang: Kendhang termasuk dalam kelompok alat musik membrane phone,yaitu alat music dengan sumber suara selaput/membrane.secara umum,cara membunyikan ricikan kendhang adalah dengan dikebuk membrannya menggunakan telapak tangan atau jari jari tangan kanan dan kiri.
Menurut bukti sejarah, kelompok  membranofon telah populer di Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi dengan nama: padahipataha (padaha), murawaatau murabamrdanggamrdalamuraja,panawakahaladamarukendang. Istilah ‘padahi’ tertua dapat dijumpai pada prasasti Kuburan Candi yang berangka tahun 821 Masehi (Goris, 1930). Seperti yang tertulis pada kitab Nagarakrtagama gubahan Mpu Prapanca tahun 1365 Masehi (Pigeaud, 1960), istilah tersebut terus digunakan sampai dengan jaman Majapahit.
Penyebutan kendang  dengan berbagai nama menunjukkan adanya berbagai macam bentuk, ukuran serta bahan yang digunakan, antara lain : kendang berukuran kecil, yang pada arca dilukiskan sedang  dipegang oleh dewa , kendang ini disebut “damaru“. Bukti keberadaaan dan keanekaragaman kendang, dapat dilihat pada relief candi-candi sebagai berikut :
·                      Candi Borobudur (awal abad ke-9 Masehi), dilukiskan bermacam- macam bentuk kendang seperti bentuk : silindris langsing, bentuk tong asimetris, bentuk kerucut (Haryono, 1985; 1986).
·                      Candi Siwa di Prambanan (pertengahan abad ke-9 Masehi), pada pagar langkan candi, kendang ditempatkan di bawah perut dengan menggunakan semacam tali.
·                      Candi Tegawangi, candi masa klasik muda (periode Jawa Timur), sekitar abad 14), dijumpai relief seseorang membawa kendang bentuk silindris dengan tali yang dikalungkan pada kedua bahu.
·                      Candi Panataran, candi masa klasik muda (periode Jawa Timur), sekitar abad 14, relief kendang digambarkan hanya menggunakan selaput satu sisi dan ditabuh dengan menggunakan pemukul berujung bulat. Jaap Kunst (1968:35-36) menyebut instrumen musik ini ‘dogdog
Ada hal yang menarik mengenai asal muasal kendang ini, yaitu adanyakesamaan penyebutan dari sumber tertulis Jawa Kuna dengan sumber tertulis di India. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi  kontak budaya antara keduanya, termasuk dalam dalam bidang seni pertunjukan.
Namun, tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa  kendang Jawa adalah pengaruh kendang India. Karena instrumen musik jenis membranofon ini diperkirakan  telah ada sebelum adanya kontak budaya dengan India, yang digunakan pada acara-acara ritual. Pada jaman kebudayaan logam prasejarah di Indonesia (kebudayaan perunggu) telah dikenal adanya  “moko” dan  “nekara”. Nekara pada zamannya berfungsi sebagai semacam genderang.
Jenis instrumen membranofon lainnya adalah ‘bedug‘ dan ‘trebang‘. Istilah ‘bedug‘ dijumpai pada kitab yang lebih muda yakni Kidung Malat. Dalam Kakawin Hariwangsa, Ghatotkacasraya, dan Kidung Harsawijaya instrumen sejenis disebut dengan istilah “tipakan”. Selain itu ada istilah ‘tabang-tabang‘ dalam kitab Ghatotkacasraya dan kitab Sumanasantaka yang kemungkinan  berkembang menjadi istilah ‘tribang‘.
Jika data ini benar,  berarti yang sebut  “trebang”  maupun “bedhug” bukanlah  instrumen musik yang muncul  setelah masuknya kebudayaan Islam,  melainkan  telah ada sejak abad ke-12 M (Zoetmulder, 1983:317-395).
Jika dilihat dari ukurannya, kendang di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
·                      Kendang berukuran kecil, jenis ini disebut sebagai  “ketipung”.
·                      Kendang berukuran sedang, disebut sebagai kendang “ciblon” atau “kebar”.
·                      Kendang berukuran besar, kendang jenis ini merupakan pasangan ketipung, yang dinamakan kendang gedhe, atau  biasa disebut sebagai “kendang kalih”. Kendang ini biasanya dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti :  ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaranladrang irama tanggung.
·                      Khusus untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang, dimainkan hanya dengan menggunakan tangan, tanpa alat bantu lainnya. Ditangan para pemain gamelan professional yang sudah cukup lama menyelami budaya jawa,  kendang  adalah alat musik yang dimainkan dengan menggunakan naluri. Oleh sebab itu, selalu  ada perbedaan nuansa, bunyi,  tergantung kepada orang yang memainkannya.

3.    Gong, terdiri dari:


  • Gong yang digantung. Dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu:
    • Gong Ageng, adalah gong terbesar dalam Gamelan Jawa dan dipercaya sebagai “roh” dalam Gamelan. Oleh karena itu, gong ini sangat dihormati. Biasanya Gong Ageng ditempatkan di belakang Gamelan.

    • Kempul, adalah gong gantung yang memiliki ukuran lebih kecil dari Gong Ageng.

  • Gong yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu (tempat yang terbuat dari kayu ini kadang disebut “Rancakan”). Dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis gong, yaitu:
    • Bonang, adalah satu set gong yang terdiri dari sepuluh sampai empat belas gong-gong kecil dengan posisi horizontal yang tersusun dalam dua deretan. Ada dua macam Bonang, yaitu:
      • Bonang Barung, yaitu Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi
      • Bonang Panerus, yaitu Bonang berukuran kecil tetapi titi nadanya lebih tinggi satu oktaf dibandingkan Bonang Barung.



a.sumber suara bonang
bonang termasuk dalam kelompok alat music idiophone ,yaitu alat music yang sumber suaranya adalah badan dari alat music itu sendiri.bonang sumber suaranya berupa pencon logam.

b.cara membunyikan bonang
cara membunyikan bonang adalah dengan dipukul pada bagian pencu dari setiap penconnya menggunakan dua tabuh yang dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri.

  • Kenong, adalah gong terbesar yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu. Dalam beberapa Gamelan, satu bingkai kayu dapat berisi 3 (tiga) Kenong.

  • Ketuk dan Kempyang. Adalah gong-gong yang diletakkan di sebelah Kenong. Ketuk dan Kempyang selalu ditempatkan dalam sebuah kotak kayu


4.     Metallophones, adalah alat-alat musik berbentuk bilahan / lempengan yang terdiri dari enam  tau tujuh bilah, ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Alat-alat musik ini dapat dibedakan menjadi  2 (dua) jenis, yaitu:
  • Saron, terdiri atas:
    • Saron Demung, yaitu alat musik dengan bilahan paling besar dalam keluarga Saron dan menghasilkan nada rendah. Titi nada Saron Demung lebih rendah satu oktaf dibanding Saron Barung. Saron Demung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Demung Slendro dan Demung Pelog.
    • Saron Barung. Dibandingkan dengan Saron Demung & Saron Panerus, Saron Barung memiliki bilahan logam menengah (medium). Titi nadanya satu oktaf lebih rendah dari Saron Panerus dan satu oktaf lebih tinggi dari Saron Demung. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Barung Slendro dan Barung Pelog.
    • Saron Panerus atau seringkali disebut dengan julukan Peking. Ini merupakan keluarga Saron yang paling kecil. Dibandingkan Saron Barung, Saron Panerus memiliki titi nada lebih tinggi satu oktaf. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Panerus Slendro dan Panerus Pelog


a.sumber suara saron

saron termasuk dalam kelompok alat music idiophone,yaitu alamt music yang suber suaranya adalah badan dari alat music itu sendiri
sumber suara dari saron berupa bilah bilah logam.

b.cara membunyikan saron

cara membunyikan saron adalah dengan dipukul pada bagian tengah bilah bilahnya menggunakan satu tabuh.
  • Gender, adalah alat musik yang terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali. Gender dapat dibedakan menjadi:
    • Slentem, adalah alat musik dengan bilah metal dan resonator terbesar dalam keluarga gender. Biasanya Slentem memiliki tujuh bilah dan memiliki titi nada satu oktaf dibawah Saron Demung

a.sumber suara slenthem

slenthem termasuk dalam kelompok alat music idiophone yaitu alat music yang sumber suara adalah badan dari alat music itu sendiri.
Sumber suara pada ricikan slenthem berupa bilah bilah logam.

b.cara membunyikan slenthem

cara membunyikan slenthem adalah dipukul pada bagian tengah bilah bilahnya menggunakan satu tabuh.

    • Gender, sumber suara dan cara membunyikan gender:
      Gender merupakan salah satu kelompok alat music idiophone,yaitu alat music yang sumber suaranya adalah badan dari alat music itu sendiri(bilah logam).adapun cara membunyikan ricikan gender adalah dengan dipukul pada bagian tengah permukaan bilah bilahnya menggunakan dua tabuh yang dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri. terdiri atas:
      • Gender Barung. Gender Barung memiliki bilah metal dengan ukuran sedang dalam keluarga Gender. Gender Barung memiliki titi nada satu oktaf lebih rendah dari Gender Panerus.
      • gender Panerus. Gender Panerus memiliki bilah-bilah yang paling kecil dalam keluarga Gender. Gender Panerus memiliki titi nada satu oktaf lebih tinggi daripada Gender Barung.


sumber: 

1 komentar:

  1. YUK SOBAT BURUAN BERGABUNG BERSAMA AGEN BANDAR KARTU ONLINE
    TERBESAR DAN TERPERCAYA. GAK NYESAL DEH BERMAIN DISINI
    BANYAK SEKALI KEUNTUNGAN SELAMA KAMU BERMAIN DI ZOYA99.COM
    * PENDAFTARAN GRATIS DAN MUDAH
    * DEPO&WD HANYA 20RIBU
    * PERMAINAN YANG SANGAT FAIRPLAY TANPA BOT
    * DAPAT BERMAIN MELALUI HP KESAYANGAN KAMU
    * BONUS ROLINGAN TERBANYAK
    * BONUS REFERALL TERBESAR
    * PROSES DEPO&WD YANG SUPER CEPAT
    BANK YANG AKTIF
    MANDIRI-BNI-BRI-DANAMON-BCA
    INFO
    BBM: D8B82A86
    LINE: zoya_qq
    WA: +85515370075

    CERITA SEX: http://69zoya.blogspot.co.id/2017/11/hujan-angin-berakhir-sex.html

    BalasHapus